Jakarta | detikNews – Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Alexander Ery Wibowo, mengungkapkan bahwa cadangan batu bara Indonesia masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu 40 hingga 50 tahun ke depan.
Meskipun ada kekhawatiran di kalangan pengusaha tambang batu bara tentang harga batu bara yang semakin menurun dan cadangan yang tidak mencukupi, Alexander yakin hal tersebut bisa diatasi dengan hilirisasi atau pengolahan batu bara lebih lanjut menjadi produk lainnya yang lebih bersih, Kamis (16/3/2023).
Alexander juga menambahkan bahwa harga batu bara memiliki volatilitas yang cukup tinggi dan terhitung lebih rendah pada tahun 2023 ini dibandingkan dengan harga pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan harga batu bara disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang mulai mereda, serta krisis energi di Eropa yang teratasi dengan adanya alternatif pasokan energi.
Meskipun Indonesia tidak memiliki cadangan batu bara terbesar di dunia, data BP Statistical Review 2021 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki cadangan batu bara sebesar 34,87 miliar ton, dan pada tahun 2022, Indonesia memproduksi batu bara sebanyak 687 juta ton, naik 12% dari produksi pada tahun sebelumnya.
Realisasi produksi batu bara pada tahun 2022 bahkan melampaui target, dan Indonesia menargetkan bisa memproduksi batu bara mencapai 694 juta ton pada tahun 2023. Dengan cadangan yang masih cukup dan upaya pengolahan yang lebih lanjut, Indonesia bisa terus memanfaatkan batu bara sebagai sumber energi dalam jangka waktu yang panjang.(Rz)
, Alexander Ery Wibowo, mengungkapkan bahwa cadangan batu bara Indonesia masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu 40 hingga 50 tahun ke depan. Meskipun ada kekhawatiran di kalangan pengusaha tambang batu bara tentang harga batu bara yang semakin menurun dan cadangan yang tidak mencukupi, Alexander yakin hal tersebut bisa diatasi dengan hilirisasi atau pengolahan batu bara lebih lanjut menjadi produk lainnya yang lebih bersih, Kamis (16/3/2023)){kind=link}