website statistics
21.4 C
Indonesia
Fri, 29 March 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

21.4 C
Indonesia
Friday, 29 March 2024 | 8:52:05 WIB

Dukung Net Zero Emission, Mahasiswa UPER Kembangkan Teknologi CCS

Jakarta | detikNews – Organisasi Global Carbon Project melalui laporan Global Carbon Budget mengungkap, bahwa di tahun 2022 lalu, telah terjadi peningkatan produksi Emisi Karbon yang berasal dari Energi Fosil yaitu sebanyak 40,5 GtCO2. Jumlah ini meningkat sebanyak 0,7% dari total Emisi Karbon pada tahun 2021 yakni, sebesar 40,2 GtCO2.

Untuk menekan tingginya Emisi Karbon, saat ini berbagai negara tengah mengembangkan sebuah teknologi bernama Carbon Capture and Storage (CCS) yang dapat menangkap dan menyimpan karbon di dalam permukaan bumi. Merujuk dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, saat ini Indonesia memiliki satu lapangan CCS yang telah beroperasi di wilayah Gundih, Jawa Tengah, dan disebut mampu menyimpan 300 juta ton CO2.

Turut berpartisipasi dalam mempelajari pengembangan CCS, Mahasiswa Teknik Geofisika Universitas Pertamina (UPER), Muhammad Rafif Athalah, Ivan Marcelino Purba, dan Rahmayani, yang telah berhasil menoreh prestasi Juara Pertama dalam International Undergraduate Geophysics Competition (IUGS) kategori Interpretasi Seismik untuk CCS yang dihelat oleh Institut Teknologi Bandung pada 29 Januari 2023 kemarin.

Baca juga:  Ratusan Pria Pelaku LSL di Cianjur Positif Terinfeksi HIV AIDS

Pada ajang kontestasi ini, Rafif dan tim berhasil mengungguli dua tim dari Institut Teknologi Bandung yang meraih posisi Juara 2 dan Juara 3, serta perwakilan dari Universitas kenamaan Indonesia lainnya seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya, dan Universitas Syiah Kuala.

“Dalam kompetisi ini, kami ditantang untuk menganalisis serangkaian data bawah permukaan dari beberapa sumur, dan lintasan penampang Seismik. Dari data tersebut, kami harus menentukan daerah yang cocok diinjeksikan CO2 ke bawah permukaan bumi, serta potensi kapasitas penyimpanan CO2 dalam penerapan teknologi CCS”, ucap Rafif yang merupakan Ketua Tim.

Agar CCS dapat diterapkan dengan baik dan aman, Rafif menjelaskan, ada sekumpulan kriteria yang harus diperhatikan, salah satunya harus memerhatikan struktur geologi bawah permukaan pada area penelitian. Formasi yang akan diinjeksikan CO2 tidak boleh berada pada sesar, atau patahan yang bersifat Konduit (Jalur Rekahan) karena tanah di jalur ini cenderung tidak stabil. Jika terjadi reaktivasi pada sesar tersebut kemungkinan bisa menyebabkan kebocoran CO2.

Baca juga:  Kembangkan Skrining Diabetes Dengan AI, Mahasiswa UPER Permudah Masyarakat Deteksi Diabetes Dini Dengan Platform DIA-BEAT

Lebih jauh Rafif menambahkan, bahwa dirinya bersama tim tengah menganalisis data menggunakan referensi kalkulasi dari Department of Energy Norwegia, dan dari hasil analisis ini, mereka belajar bagaimana kriteria sebuah formasi yang cocok untuk menyimpan CO2 dalam bentuk Fluida Super-Kritikal, berapa ukuran tebal batuan penudungnya, serta kriteria lain yang menunjang keselamatan penyimpanan CO2 di bawah permukaan.

“Berdasarkan analisis struktur, kami mengetahui bahwa pada formasi pertama, reservoir berada di kedalaman dangkal, sehingga biaya operasional menjadi lebih murah. Di sisi lain, pada formasi ini terdapat banyak sesar. Sedangkan pada formasi kedua, tidak ditemukan banyak sesar. Namun, reservoir berada dikedalaman yang dalam sehingga biaya operasional cenderung lebih mahal. Maka dari itu, kami merekomendasikan injeksi dilakukan pada formasi kedua agar injeksi CO2 bisa lebih aman”, ungkap Rafif.

Baca juga:  Wali Kota Tangerang Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gedung Pendidikan Islam An-Nabawi

Sementara itu, Muhammad Husni Mubarak Lubis, S.T., MS., selaku Dosen Pembimbing Rafif dan tim sangat mengapresiasi capaian Ketiga Mahasiswa UPER tersebut.

“Partisipasi Mahasiswa dalam ajang kompetisi seperti ini sangat baik untuk mengasah Hard Skill sekaligus Soft Skill Mahasiswa. Karena dalam kompetisi, tentu Mahasiswa akan berlatih melakukan analisis data, dan juga bekerja sebagai tim dalam mengelola sebuah proyek”, pungkasnya.

Bagi siswa-siswi yang ingin menjadi Ahli Ilmu Kebumian dapat bergabung di Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina (UPER). Saat ini, kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut kembali membuka pendaftaran Seleksi Nilai Rapor (Non Tes) periode Februari untuk Tahun Akademik 2023/2024.

Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran dapat mengunjungi laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id/
(Arifin)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait