website statistics
21.4 C
Indonesia
Fri, 29 March 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

21.4 C
Indonesia
Friday, 29 March 2024 | 4:26:44 WIB

Mengoptimalkan Potensi Bonus Demografi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jakarta | detikNews – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, telah mengungkapkan bahwa Yayasan Indonesia Forum dalam Visi Indonesia 2030 memproyeksikan bahwa Indonesia akan mencapai posisi lima besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030. Pada saat itu, Indonesia akan berada di puncak periode bonus demografi.

Bamsoet menyatakan bahwa pada saat itu, Indonesia akan memiliki tingkat pendapatan perkapita sebesar US$ 18.000 per tahun, menjadikannya negara dengan pendapatan perkapita terbesar kelima setelah China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

“Dalam laporan ‘Essential 2007’ yang diterbitkan oleh United Bank of Switzerland (UBS), diprediksi bahwa pada tahun 2025, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia, dan pada tahun 2050, Indonesia akan menduduki peringkat kelima. Berbagai proyeksi ini menggambarkan potensi besar dari kekuatan perekonomian nasional dan kontribusi dari periode bonus demografi. Oleh karena itu, momentum ini tidak boleh disia-siakan,” tambah Bamsoet dalam keterangannya pada Senin (22/5/2023).

Ketika memberikan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kampus Merah Putih Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA), Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menekankan bahwa Indonesia perlu belajar dari pengalaman negara-negara seperti Korea Selatan, China, dan Jepang yang telah mengoptimalkan periode bonus demografi.

Baca juga:  Breaking News: Pengesahan RUU KUHP di Sorot Media Asing

“Kunci keberhasilan negara-negara ini dalam memanfaatkan bonus demografi adalah persiapan sumber daya manusia. Ketika memasuki periode bonus demografi, melimpahnya populasi usia produktif dapat berubah menjadi sumber daya pembangunan yang tidak hanya memiliki daya saing, kreativitas, dan inovasi, tetapi juga memiliki karakter dan pemahaman tentang identitas nasional,” ungkap Bamsoet.

Bamsoet menjelaskan bahwa Indonesia telah memasuki periode bonus demografi. Dengan komposisi demografi yang didominasi oleh penduduk usia produktif, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa pada tahun 2045. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen atau sebanyak 223 juta jiwa adalah kelompok usia produktif.

“Melihat komposisi penduduk usia produktif ini, peran pelajar dan pemuda menjadi penting, strategis, dan krusial. Keberhasilan kita dalam memanfaatkan fase bonus demografi sangat bergantung pada sejauh mana generasi muda dapat berkontribusi secara nyata sebagai sumber daya pembangunan,” kata Bamsoet.

Baca juga:  Hadiri Deklarasi Pemenangan Ganjar di Sultra Adian Sebut Ganjar Adalah Kita, Yang Memahami Penderitaan Masyarakat Kecil

Bamsoet menyatakan bahwa dalam 22 tahun ke depan, Indonesia akan mencapai usia emas. Salah satu pilar yang ingin dicapai dalam visi Indonesia Emas 2045 adalah pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Bamsoet, impian besar yang ingin direalisasikan sebagaimana yang diusulkan oleh Presiden Jokowi adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia.

Bamsoet mengatakan bahwa masyarakat harus bersyukur karena konstitusi Indonesia memberikan mandat kepada negara untuk memprioritaskan anggaran pendidikan setidaknya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi anggaran pendidikan nasional.

“Alokasi anggaran ini berhasil meningkatkan akses pendidikan bagi rakyat. Berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development, pada tahun 2000, hanya 39 persen penduduk usia 15 tahun yang bersekolah di tingkat SMP atau SMA. Pada tahun 2018, angka ini meningkat pesat menjadi 85 persen,” ujar Bamsoet.

Baca juga:  Ayah di Jakarta Utara Terbongkar Perkosaan Terhadap Anak Tiri Selama 10 Tahun, Korban Hamil dan Melahirkan

Dia juga mengingatkan para mahasiswa tentang tantangan yang perlu diperhatikan, yaitu de-moralisasi generasi muda bangsa. Hal ini terlihat dari meningkatnya keterlibatan generasi muda dalam tindakan kriminalitas, anarkisme, vandalisme, perilaku seks bebas, dan penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), selama periode 2022-2023, sekitar 4,8 juta penduduk usia produktif tercatat sebagai pengguna narkoba.

“Dalam konteks de-moralisasi ini, kita juga menyaksikan identitas dan jati diri ke-Indonesiaan mulai memudar, terutama di kalangan generasi muda bangsa. Nilai-nilai kearifan lokal seperti sopan santun, keberadaban sikap dan perilaku, mulai terkikis dan terpinggirkan oleh gaya hidup hedonis, individualis, egois, dan pragmatis,” jelas Bamsoet.

Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, Rektor UNPERBA, Eming Sudiana, Ketua Yayasan Perguruan Karya Bhakti Purbalingga, Wisnudi Bargowo, Ketua Umum Yayasan Harfin Gosari Gresik, Deddy Harnoko Sucahyo, Ketua Yayasan Ali Network Indonesia, Ali Sun Geun, Wakil Ketua DPRD Purbalingga, Tenny Juliawaty, serta Kapolres Purbalingga, AKBP Hendra Irawan.(Rz)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait