Bogor | detikNews – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor berharap kasus pengeroyokan yang menimpa seorang siswa SMA Insan Cendekia, Sentul, Bogor, dapat diselesaikan secara restorative justice. Menurut orang tua korban, Fahrurozi, mereka masih menunggu iktikad baik dari orang tua pelaku, Selasa (4/4/2023).
Fahrurozi mengatakan bahwa hingga saat ini, belum ada tindakan iktikad baik dari orang tua terduga pelaku. Malah sebaliknya, orang tua pelaku justru melaporkan balik anaknya. Fahrurozi berharap anaknya dapat segera pulih, baik secara fisik maupun mental. Dia juga meminta agar pihak sekolah dapat bersikap adil dalam menyelesaikan kasus tersebut.
Sebelumnya, KPAD Kabupaten Bogor telah menjadi mediator dalam kasus tersebut, mengingat baik pelaku maupun korban masih berstatus sebagai anak-anak. Wakil Ketua KPAD Kabupaten Bogor, Waspada, mengusulkan agar kasus ini dapat diselesaikan melalui restorative justice, sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dan sistem peradilan anak.
Ayah korban telah melaporkan kasus ini kepada KPAD, dan pihak KPAD telah memanggil pihak sekolah untuk dimintai keterangan. Kepala sekolah telah kooperatif dalam mediasi, dan pada tanggal 20 telah terjadi pertemuan antara sekolah dan korban.
Dalam penyelesaian kasus seperti ini, penting untuk mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak-anak yang terlibat. Restorative justice dapat menjadi alternatif yang baik dalam menyelesaikan kasus yang melibatkan anak-anak, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif yang dapat berdampak pada masa depan mereka.(Rz)
 Kabupaten Bogor berharap kasus pengeroyokan yang menimpa seorang siswa SMA Insan Cendekia, Sentul, Bogor, dapat diselesaikan secara restorative justice. Menurut orang tua korban, Fahrurozi, mereka masih menunggu iktikad baik dari orang tua pelaku, Selasa (4/4/2023).){kind=link}