Jakarta | detikNews – Peningkatan yang semakin diyakini bahwa The Fed akan menyesuaikan tingkat suku bunga ke atas terjadi setelah data pertumbuhan PDB AS direvisi naik dari 1,1% menjadi 1,3%, serta adanya data ketenagakerjaan yang kuat yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis, 25 Mei. Data ketenagakerjaan ini menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan, yang pada gilirannya mendorong indeks dolar melampaui tingkat 104, Sabtu (27/5/2023).
Di sisi lain, kunjungan Warren Buffett dan peningkatan kepemilikan aset sahamnya di Jepang pada awal tahun 2023 diyakini menjadi pemicu masuknya investor asing yang besar ke pasar saham Jepang, dengan total mencapai 2,4 triliun yen pada bulan April 2023, menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Jepang.
Kebijakan moneter ultra ringan yang dipertahankan oleh Bank of Japan (BOJ) dan risiko-risiko di luar Jepang, seperti masalah plafon hutang AS, risiko resesi, dan risiko geopolitik, menjadi alasan utama bagi investor asing untuk memborong saham-saham di Jepang, sehingga mengangkat pasar saham ke level tertinggi sejak tahun 1990, menurut analis dari Societe Generale.
Dalam konteks ini, diperkirakan bahwa mata uang USDJPY akan menguat hingga mencapai level 142.
Area dukungan terdekat terletak di sekitar 139,200, 137,800, dan 136,650.
Fluktuasi perdagangan mata uang yang relatif tinggi membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang informasi fundamental, statistik, dan strategi keuangan untuk meminimalkan risiko. Sebelum memulai investasi di pasar valuta asing, penting bagi individu untuk menginvestasikan waktu dan upaya dalam pendidikan dan pelatihan yang profesional. Anda dapat mengikuti @joe_marasalmo di Instagram untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.(Rz)
.){kind=link}