website statistics
24.4 C
Indonesia
Thu, 25 April 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

24.4 C
Indonesia
Thursday, 25 April 2024 | 10:32:18 WIB

Perubahan Poliitik di Thailand: Putri Mantan Perdana Menteri Thaksin Memimpin Pemilu

Bangkok | detikNews – Pemilihan umum (pemilu) di Thailand saat ini sedang berlangsung dengan pemungutan suara. Calon terdepan dalam pemilu ini adalah putri mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang sebelumnya digulingkan dalam kudeta tahun 2006.

Menurut laporan dari BBC pada Minggu (14/5/2023), pemilu tahun ini di Thailand dianggap sebagai titik balik bagi negara tersebut setelah mengalami beberapa kudeta militer baru-baru ini.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, seorang jenderal militer yang memimpin kudeta terakhir pada tahun 2014, kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri. Namun, dia menghadapi persaingan yang kuat dari dua partai yang anti-militer.

Baca juga:  Denmark Memperketat Pengamanan Perbatasannya karena Meningkatnya Aksi Pembakaran Al-Qur'an

Pemungutan suara dimulai pada hari Minggu pukul 8:00 (01:00 GMT) di 95.000 tempat pemungutan suara di seluruh negara. Sekitar 50 juta orang diperkirakan akan memberikan suara mereka untuk memilih 500 anggota majelis rendah parlemen, sementara sekitar dua juta orang telah memberikan suara sebelumnya.

Partai Pheu Thai (Untuk orang Thailand), yang dipimpin oleh putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra, saat ini memimpin dalam kontestasi tersebut.

Paetongtarn, yang berusia 36 tahun, menggunakan jaringan yang luas yang dimiliki oleh ayahnya sambil tetap mempertahankan pesan populis yang populer di pedesaan dan daerah berpenghasilan rendah di Thailand.

Baca juga:  Konsekuensi Invasi Rusia: Sekjen PBB Menyebut Penghancuran Bendungan di Ukraina

Untuk diketahui, ayah Paetongtarn, Thaksin, adalah seorang miliarder di bidang telekomunikasi yang mendapatkan dukungan dari banyak warga Thailand berpenghasilan rendah, tetapi tidak populer di kalangan elit kerajaan. Ia digulingkan dalam kudeta militer pada tahun 2006 setelah dituduh melakukan tindak korupsi. Thaksin membantah tuduhan tersebut dan sejak itu tinggal di pengasingan sejak tahun 2008 di London dan Dubai.

“Saya pikir setelah delapan tahun, rakyat menginginkan politik yang lebih baik, solusi yang lebih baik bagi negara daripada sekadar kudeta,” kata Paetongtarn dalam sebuah wawancara dengan BBC.

Baca juga:  Kontroversi Kiriman Ganja dari Indonesia ke PM Malaysia, Berikut Fakta Terkini!

Partai Move Forward, yang dipimpin oleh Pita Limjaroenrat, seorang mantan eksekutif teknologi berusia 42 tahun, juga mengalami peningkatan popularitas dalam jajak pendapat. Para kandidat muda, progresif, dan ambisius dari partai ini telah menyampaikan pesan sederhana namun kuat: Thailand perlu berubah.

“Perubahan tersebut bukanlah tentang melakukan kudeta lagi. Karena itu adalah perubahan yang mundur. Ini tentang mereformasi militer dan monarki untuk menciptakan masa depan yang demokratis dengan kinerja ekonomi yang lebih baik,” kata Thitinan Pongsudhirak dari Institute of Security and International Studies di Universitas Chulalongkorn.(Rz)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait