website statistics
21.4 C
Indonesia
Fri, 29 March 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

21.4 C
Indonesia
Friday, 29 March 2024 | 9:04:21 WIB

Sekda Garut Mengajak Masyarakat untuk Melestarikan Bahasa dan Kebudayaan Sunda

Garut | detikNews – Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan bahasa serta kebudayaan Sunda sejak dini, termasuk mengikuti aturan penggunaan bahasa Sunda yang benar sesuai ketentuan yang berlaku.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Silaturahmi Halal Bihalal Ba’da Idulfitri 1444 Hijriah bersama Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut, yang dilaksanakan di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (25/5/2023).

Nurdin Yana, Sekda Garut, menyatakan kagum dengan penampilan anak-anak sekolah dari Yayasan Pendidikan Dasar Pasundan. Menurutnya, kegiatan semacam ini harus terus berlanjut mengingat budaya Sunda saat ini terancam oleh budaya luar.

Baca juga:  LA Ode Yasin Mazadu Usulkan Pemekaran Tiga Lurah Baru

“Kita semua juga memiliki kesalahan, baik Bapak, Ibu, itu bisa disetujui atau tidak, karena kebanyakan di rumah kita mendidik anak-anak bukan dengan menggunakan bahasa Sunda, tetapi lebih sering menggunakan bahasa nasional,” ujarnya.

Oleh karena itu, Nurdin berharap kondisi ini menjadi perhatian semua pihak, dengan dimulai dari keluarga terkecil agar mendidik anak-anaknya untuk tidak asing dengan bahasa mereka sendiri.

“Oleh karena itu, semoga ini menjadi pengingat dan perhatian bagi kita semua. Semoga kita mulai dari rumah masing-masing, mendidik anak-anak kita agar mereka bisa menggunakan bahasa Sunda dan tidak merasa asing terhadap bahasa tersebut,” tambahnya.

Baca juga:  Berlangsung Sukses, Haul Ke-13 TU Aceh Dihadiri Ratusan Tokoh Se Kecamatan Lhoksukon

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan Jawa Barat Banten, Didi Turmudzi, juga hadir dalam acara tersebut. Dia menjelaskan bahwa Paguyuban Pasundan didirikan pada tahun 1913 oleh para siswa kedokteran yang kemudian diabadikan menjadi sebuah jalan di Bandung.

“Salah satu pendiri Paguyuban Pasundan adalah dokter Junjunan, yang namanya diabadikan menjadi Jalan dr. Junjunan di Bandung. Itu adalah salah satu pendiri Paguyuban Pasundan,” jelas Didi.

Didi juga memaparkan sejarah tatar Sunda, yang awalnya dikenal dengan nama Sunda Kelapa, kemudian berubah menjadi Batavia, Jayakarta, dan sekarang dikenal sebagai Jakarta. Selain itu, daerah Sunda juga memiliki subkultur seperti Subkultur Sunda Kelapa, Subkultur Banten, dan Subkultur Priangan.

Baca juga:  Untuk Peningkatan PAD Pemkab Labusel Harus Lestarikan Destinasi Wisata Air Panas di Desa Sisumut 

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut, Abdusy Syakur Amin, mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan Paguyuban Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1913 dan telah menunjukkan kecintaannya terhadap Indonesia dalam peristiwa Sumpah Pemuda.

“Untuk memotivasi kita semua, bahwa kita memiliki lembaga yang hebat, lembaga yang sudah membuktikan dirinya membantu negara kita,” pungkasnya. (Fq)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait