Bakhmut | detikNews – Seorang pejabat Gedung Putih baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari 100 ribu orang Rusia menjadi korban selama lima bulan pertempuran untuk merebut kota Bakhmut di Ukraina. Dalam jumlah tersebut, 20 ribu orang tewas dan 80 ribu lainnya terluka.
Menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, intelijen yang baru dideklasifikasi menunjukkan bahwa sekitar setengah dari korban tewas adalah tentara yang direkrut oleh perusahaan militer swasta Wagner, dimana sebagian besar anggotanya berasal dari populasi penjara di Rusia.
Kerugian yang dialami Rusia dalam pertempuran di Bakhmut disebut sebagai “bumerang” karena upaya ofensif mereka gagal dan berakhir dengan kerugian yang besar. Namun, Kirby menegaskan bahwa mereka tidak akan memberikan perkiraan korban di Ukraina karena mereka adalah korban, dan Rusia adalah agresor.
Gedung Putih juga menyatakan bahwa mereka tidak akan mempublikasikan informasi yang dapat mempersulit sekutu dekat Barat, yang tentaranya dipersenjatai dan dilatih oleh koalisi negara-negara pimpinan AS.
Sementara itu, situasi di Ukraina terus memanas, dengan konflik yang terus berlanjut dan menelan korban jiwa dari kedua belah pihak. Kondisi ini menunjukkan pentingnya penyelesaian damai dan diplomasi yang bisa mengakhiri konflik dan menghindari kerugian lebih lanjut bagi semua pihak yang terlibat.(Rz)
