website statistics
24.4 C
Indonesia
Thu, 2 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

24.4 C
Indonesia
Thursday, 2 May 2024 | 22:29:39 WIB

Fenomena Mengejutkan: Jo Cameron, Wanita yang Menghilangkan Sensasi Nyeri, Panik, dan Stres dari Hidupnya

Depok | detikNews – Kisah Jo Cameron, seorang wanita yang tidak bisa merasakan sakit, cemas, panik, hingga stres, telah menjadi viral. Kesehariannya terlihat tidak biasa bagi manusia pada umumnya. Ia dapat mengalami patah kaki, luka bakar, persalinan, dan operasi bedah tanpa perlu obat pereda nyeri. Namun, yang lebih menarik adalah bahwa ia tidak hanya tidak merasakan sakit, tetapi juga tidak mengalami gejala stres, depresi, dan kecemasan.

Jo Cameron, seorang wanita asal Skotlandia, baru menyadari perbedaannya ini ketika ia berusia 65 tahun. Meskipun ia mengalami cedera serius atau situasi yang seharusnya menyebabkan rasa sakit atau stres, ia merasa seperti tidak ada yang terjadi. Saat mobilnya ditabrak oleh seorang pengemudi van, ia hanya melihat memar pada tubuhnya tanpa merasakan rasa sakit. Bahkan ketika diperiksa di rumah sakit, tes menunjukkan angka nol untuk stres dan depresi.

Baca juga:  Mengenal 5 Jenis Teh yang Efektif dalam Detoksifikasi Tubuh dan Mengeluarkan Racun

Keunikan ini menarik perhatian seorang dokter, Devjit Srivastava, yang merujuknya ke spesialis nyeri di UCL London. Dalam penelitian yang dipublikasikan di British Journal of Anaesthesia, para peneliti menemukan dua mutasi penting dalam DNA Jo Cameron yang menjelaskan kondisinya yang tidak biasa tersebut.

Mutasi pertama mengurangi aktivitas gen FAAH yang bertanggung jawab untuk memecah zat kimia dalam tubuh yang terkait dengan sensasi nyeri, suasana hati, dan ingatan. Mutasi ini menyebabkan anandamide, zat kimia yang mirip dengan bahan aktif ganja, tetap berada dalam tubuh Jo Cameron dalam jumlah yang lebih tinggi. Anandamide memiliki efek analgesik dan dapat meningkatkan kebahagiaan.

Baca juga:  Manfaat Menakjubkan Air Kelapa Hijau dalam Mencegah Dehidrasi dan Meningkatkan Kesehatan

Mutasi kedua adalah penghapusan potongan DNA yang mengatur aktivitas gen FAAH. Penghapusan ini menghasilkan produksi lebih banyak anandamide dalam sistem tubuh Jo Cameron. Akibatnya, wanita tersebut memiliki dua kali lipat anandamide daripada populasi umum.

Ketika para peneliti menjelaskan temuan ini kepada Jo Cameron, banyak pengalaman masa lalunya yang tampak lebih masuk akal. Misalnya, saat ia mematahkan lengannya pada usia delapan tahun tanpa memberi tahu siapa pun selama berhari-hari, atau saat ia bisa makan cabai scotch bonnet tanpa merasakan nyeri. Jo Cameron juga sering melupakan hal-hal dan memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi.

Baca juga:  Pentingnya Mendeteksi Neuropati Perifer pada Tahap Awal

Bagi Jo Cameron, penemuan ini memberikan pemahaman baru tentang keunikan dirinya. Meskipun ada kelebihan dalam tidak merasakan sakit, kebahagiaan, dan kelupaan, ia menyadari bahwa ini juga memiliki kelemahan. Misalnya, ia tidak memiliki sistem alarm yang seharusnya memperingatkannya tentang bahaya.

Kisah Jo Cameron menarik perhatian banyak orang dan menjadi bahan kajian ilmiah. Penemuan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang bagaimana tubuh manusia berfungsi, tetapi juga dapat membantu dalam pengembangan terapi baru untuk mengatasi rasa sakit, stres, dan kecemasan. Jo Cameron adalah contoh hidup yang menunjukkan kepada kita seberapa uniknya keanekaragaman manusia dan seberapa jauh kemajuan ilmiah dapat membantu kita memahami misteri di balik tubuh dan pikiran kita. (In)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait