website statistics
30.4 C
Indonesia
Fri, 26 April 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

30.4 C
Indonesia
Friday, 26 April 2024 | 11:15:33 WIB

Masalah Sampah Tak Kunjung Usai, Bramastyo Sebut Ada Ketidaksinkronan Antara Eksekutif dan Legislatif di Kota Depok

Depok | detikNews – Soroti permasalahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Kota Depok, Bramastyo Calon Legislatif Dapil Panmas dari Partai Gelora mengatakan, bahwa salah satu metode pengolahan yang harus dilakukan sebagai langkah optimalisasi TPA Cipayung Depok segera adalah metode Landfill Mining (Penambangan Sampah) serta pengoptimalan management Unit Pengelolaan Sampah (UPS).

Politisi Partai Gelora Jebolan Universitas Indonesia (UI) ini mengungkapkan, bahwa Landfill Mining dan optimalisasi manajemen UPS merupakan program lama yang pernah dilakukannya pada saat dirinya masih dibangku kuliah dan menjadi aktivis pemerhati lingkungan. Namun, sayangnya kedua hal tersebut tidak difokuskan penyelenggaraanya oleh Pemkot Depok hingga saat ini menjadi permasalahan yang krodit.

“Jadi sebetulnya, saya pribadi sudah lama di Depok, tinggal di Depok dan menjadi aktivis juga dari zaman Mahasiswa. Terakhir itu terkait dengan sampah, itu ada inovasi sebetulnya ada dua inovasi ini. Satu itu UPS, kita tahu sejarahnya UPS, akhirnya bermasalah dan seterusnya. Itu sebetulnya tinggal di manajemen, itu yang perlu dikawal teman – teman di kelembagaan. Teman – teman di LSM, Masyarakat, di Wartawan juga seharusnya mengawal itu”, terang Bramastyo, Jum’at 9/6/2023.

“Sebenarnya UPS itu sudah sangat lumayan untuk mengurangi debit sampah yang ada, cuma bentuknya adalah cuma mengurangi ya’ , bukan kemudian membuat Zero. Kemudian yang Kedua itu sudah saya lakukan pada tahun 2010 – 2011, itu kajian di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan waktu itu, untuk membuat ‘Mining Sampah/Lindfill Mining’ (Pertambangan Sampah). Jadi Sampah yang sudah ada kita hitung kembali, kita ulang lagi, kita pilah lagi, mana yang bis di daur ulang, mana yang tidak. Ada alatnya, ada mesinnya tapi tidak sebesar kita bicara tentang pembangkit listrik misalnya, dan investasinya tidak sebesar itu”, ungkapnya.

Baca juga:  Awas Kena Tilang, Stasiun Uji Emisi Hadir di Bella Casa Depok

Bramastyo pun menyebut, bahwa permasalahan yang ada pada waktu itu untuk menerapkan metode Landfill Mining adalah kurangnya debit sampah.

“Saya waktu itu malah kekurangan sampah, karena kalau kita mau bicara tentang Mining itu harus ada volume sama ketika kita berbicara tentang pembangkit listrik tenaga sampah, dia harus ada sampah yang katakanlah sekian volume yang harus konsisten, dan harus bisa menyalakan tungku kira – kira begitu, nah kalau ini modelnya di Mining, ada gunung sampah di gali lagi tuh”, tandasnya.

“Terkait pelaksanaanya, ini yang perlu diperhatikan, karena ada perbedaan antara legislatif dan eksekutif, dan walaupun permasalahan sampah ini adalah ranah eksekutif, tapi dewan itu harus ngomong, dewan itukan parle’. Parle’ itu artinya ngomong, inikan dewannya ngga ngomong dan eksekutifnya diam saja, jadi ada ketidaksinkronan, dewan itu harus ngomong apa yang sedang terjadi apa yang seharusnya dilakukan, apa ide nya, apa pengkoreksiannya, itu yang menjadi tugasnya dewan”, tegasnya.

“Kalau yang melaksanakan itu eksekutif, karena anggarannya ada di eksekutif, orang – orangnya ada di eksekutif, birokrasinya ada di eksekutif, dan tupoksi legislatif itu mengawal sifatnya, jadi kalau ada dewan atau caleg yang bilang punya program ini itu bohong, karena bukan itu tugasnya dewan, dewan itu parlementer yang mengeksekusi tetap eksekutif”, tuturnya.

Alumni UI ini pun menyoroti kinerja para anggota legislatif yang tidak bergeming dengan permasalahan sampah yang notabene telah menjadi kekhawatiran masyarakat di masa depan.

Baca juga:  Sitaan KPK: Melihat Tiga Mobil Mewah Milik Andhi Pramono yang Disita di Batam

“Ini banyak permasalahan tapi, dewannya ngga ngomong diam saja, ada masalah ga ada yang ngomong, dan yang ngomong malah netizen mereka kemana, mereka di gaji oleh masyarakat, diberikan fasilitas segala macam ngga ngomong, ada masalah lampu kurang penerangan ga ada yang ngomong, macet ga ada yang ngomong, ga ada yang kasih solusi, padahal dia dibayar untuk ngomong, pada akhirnya jangan sampai ni dewan cuma jadi penyalur sembako, jadi penyalur dana aspirasi saja, dan aspirasi itu juga sebenarnya bukan tujuan dewan itu adalah tugas eksekutif itu dipanjangkan dan itu bukan tujuan utamanya, utamanya bukan itu meskipun itu bagian dari penyerapan aspirasi”, jelasnya.

“Untuk itu, pengoptimalan management Unit Pengelolaan Sampah (UPS) juga menjadi bagian penting dalam langkah optimalisasi TPA Cipayung Depok. UPS merupakan sistem pengelolaan yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dalam pengelolaan sampah di TPA. Dengan mengoptimalkan UPS, pastinya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah di TPA Cipayung Depok”, paparnya..

Bramastyo menilai, bahwa Landfill Mining juga memiliki potensi untuk menghasilkan sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali. Sampah yang telah terdekomposisi dapat mengandung bahan-bahan seperti logam, kertas, dan plastik yang masih memiliki nilai ekonomi. Dengan melakukan penambangan sampah secara terencana dan pemulihan sumber daya, potensi pemanfaatan ulang sampah dapat ditingkatkan, yang pada gilirannya dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya baru.

Selanjutnya, pengoptimalan UPS akan memperbaiki manajemen pengelolaan sampah di TPA Cipayung Depok. Hal ini termasuk dalam hal perencanaan yang lebih baik, pengorganisasian yang efisien, pengarahan yang jelas, dan pengendalian yang ketat terhadap seluruh proses pengelolaan sampah. Dengan meningkatkan tata kelola dan proses operasional, penanganan sampah dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien, termasuk dalam hal pemilahan, pengolahan, dan pembuangan akhir.

Baca juga:  Antusiasme Luar Biasa, Massa Pendukung HBS Memeriahkan Moment Jalan Sehat Bersama AMIN

Manajemen pengelolaan sampah di TPA. Kedua metode ini memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi keterbatasan lahan, memulihkan sumber daya, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Untuk menerapkan Landfill Mining dengan efektif, perlu dilakukan penilaian terperinci mengenai kondisi teknis, ekonomi, dan lingkungan dari zona tidak aktif yang akan ditambang. Penentuan metode penambangan yang tepat, pengaturan penggunaan lahan hasil penambangan, dan perencanaan pemulihan lahan yang sesuai juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan Landfill Mining.

Meskipun demikian, implementasi Landfill Mining dan pengoptimalan UPS juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Beberapa tantangan yang mungkin timbul meliputi kompleksitas teknis dan finansial dari landfill mining, koordinasi yang efektif antara berbagai pihak terkait, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, serta adanya regulasi dan kebijakan yang mendukung implementasi metode ini.

Kesimpulannya adalah, metode pengolahan seperti Landfill Mining dan pengoptimalan UPS memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja TPA Cipayung Depok. Landfill Mining dapat memperluas lahan TPA dan memulihkan sumber daya, sementara pengoptimalan UPS akan meningkatkan manajemen pengelolaan sampah. Namun, implementasi metode ini perlu mempertimbangkan tantangan dan keterbatasan yang mungkin muncul serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai hasil yang optimal.(Arifin)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait