website statistics
22.4 C
Indonesia
Sun, 5 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

22.4 C
Indonesia
Sunday, 5 May 2024 | 23:53:17 WIB

Mengungkap Hubungan Unik Antara Diabetes dan Haid Tidak Teratur

Depok | detikNews – Penyakit diabetes atau gula darah tinggi dapat memiliki dampak yang luas pada kesehatan tubuh. Salah satu dampak yang kurang diketahui adalah pengaruhnya terhadap siklus haid wanita. Wanita dengan diabetes seringkali mengalami haid tidak teratur, dan kondisi ini dapat menjadi perhatian serius bagi mereka.

Dr. Leny Puspitasari, seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan endokrin

metabolik diabetes dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menjelaskan bahwa diabetes memiliki kemampuan untuk mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh wanita. Baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 dapat mempengaruhi siklus haid.

Penderita diabetes tipe 2 cenderung mengalami anovulasi, yaitu kondisi ketika indung telur tidak melepaskan sel telur ke tuba falopi. Sementara itu, penderita diabetes tipe 1 berisiko mengalami menopause dini atau menopause yang terjadi lebih awal daripada biasanya.

Baca juga:  Kebiasaan Merokok dan Dampaknya pada Kesehatan Diabetes

Selain itu, kadar gula darah dapat berfluktuasi selama siklus haid, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi menstruasi dan memicu kondisi diabetes. Terdapat dua fase dalam siklus haid yang secara alami meningkatkan kadar gula darah, yaitu fase ovulasi dan fase menjelang haid pada hari ke-21 hingga 28 siklus haid.

Pada hari pertama hingga ke-10 siklus menstruasi, kadar sensitivitas insulin normal karena hormon progesteron rendah, meskipun terkadang terjadi peningkatan gula darah. Pada fase ovulasi, yaitu hari ke-11 hingga 14, terjadi peningkatan sementara kadar gula darah. Kondisi ini dipengaruhi oleh resistensi insulin yang meningkat seiring dengan peningkatan hormon reproduksi LH, FSH, dan estrogen. Pada hari ke-15 hingga 20, kadar gula darah cenderung lebih stabil. Namun, pada hari ke-21 hingga 28, sekitar satu minggu sebelum haid, kadar gula darah naik secara signifikan karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan peningkatan resistensi insulin.

Baca juga:  Efek Samping Kelebihan Obat Antibiotik: Peringatan Penting untuk Diketahui

Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk mencatat siklus haidnya setiap bulan, setidaknya selama 3-6 bulan. Selain itu, memantau perubahan pola kadar gula darah selama siklus haid juga dianjurkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencatat kadar gula darah selama minimal dua bulan. Dengan melakukan ini, dapat diketahui apakah ada hubungan antara kadar gula darah tinggi dengan siklus haid yang tidak teratur.

Jika terdapat indikasi diabetes atau gula darah tinggi, sebaiknya wanita tersebut segera berkonsultasi dengan dokter untuk pengelolaan penyakitnya. Dokter akan membantu mengendalikan diabetes dan meresepkan perawatan yang sesuai.

Baca juga:  Mengenal dan Mengidentifikasi Tanda-tanda Neuropati Perifer pada Penderita Diabetes untuk Pengenalan Dini dan Pencegahan Keparahan

Selain diabetes, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi haid yang tidak teratur, seperti masa pubertas awal, menopause, menyusui, minum pil KB, fluktuasi berat badan secara drastis, olahraga ekstrem atau aktivitas fisik berat, sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan fungsi ovarium atau indung telur, penyakit tiroid, penyakit radang panggul, serta pertumbuhan miom atau fibroid di rahim.

Jika Anda mengalami haid yang tidak teratur dan memiliki diabetes atau mengalami faktor risiko lainnya, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter yang biasanya Anda percayai, terutama jika usia Anda masih di bawah 45 tahun. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi Anda dan memberikan pengobatan yang sesuai serta memberikan saran untuk mengelola diabetes dan merawat kesehatan reproduksi Anda. (In)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait