Jakarta | detikNews – Perubahan nama JakLingko menjadi Mikrotrans telah menjadi perdebatan di media sosial, terutama di Twitter, di mana warganet menyoroti masalah ini dan mengkritik Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Kritik mereka didasarkan pada alasan bahwa nama JakLingko memiliki makna budaya dan identitas dari bahasa Manggarai-Flores, Kamis (27/7/2023).
Namun, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa Mikrotrans sebenarnya merupakan bagian integral dari sistem JakLingko. Hal ini sesuai dengan Pergub No. 68 Tahun 2021 yang mengatur integrasi transportasi dalam sistem JakLingko, mencakup moda MRT, LRT, layanan angkutan Transjakarta, layanan angkutan pengumpan atau feeder, serta layanan angkutan dan/atau pendukung lainnya.
Integrasi sistem operasional ini mencakup infrastruktur, layanan/rute, data dan informasi, serta tarif dan sistem pembayaran. Tujuannya adalah menciptakan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam mobilitas mereka di Jakarta.
Mikrotrans sendiri adalah salah satu varian armada Transjakarta yang telah ditransformasi oleh Pemprov DKI Jakarta agar terintegrasi dengan transportasi publik lainnya. Dalam sistem JakLingko, Mikrotrans berfungsi sebagai angkutan pengumpan atau feeder yang terhubung dengan moda transportasi lainnya, seperti MRT, LRT, bus Transjakarta, dan KRL. Dengan adanya Mikrotrans, masyarakat dapat lebih mudah dan lancar melanjutkan perjalanan mereka menggunakan berbagai moda transportasi umum saat beraktivitas.
Penting untuk dicatat bahwa Mikrotrans melayani 83 rute dan menjangkau berbagai wilayah di Jakarta. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses angkutan umum dari rumah atau kantor mereka, sehingga mendorong lebih banyak orang untuk beralih menggunakan angkutan umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
JakLingko, sebagai sistem terpadu yang mendukung kebijakan peningkatan penggunaan angkutan umum massal dan pembatasan kendaraan bermotor perseorangan, telah mengintegrasikan berbagai moda transportasi publik di Jakarta, termasuk Mikrotrans sebagai bagian penting dari sistem ini.
Dengan penjelasan dari Kepala Dinas Perhubungan tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami bahwa perubahan nama JakLingko menjadi Mikrotrans sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik yang terpadu dan terintegrasi di kota Jakarta. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta mobilitas yang lebih efisien dan ramah lingkungan bagi penduduk Jakarta. (In)
.){kind=link}