website statistics
25.4 C
Indonesia
Fri, 3 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

25.4 C
Indonesia
Friday, 3 May 2024 | 18:14:10 WIB

Pentagon Tetap Diam, China Rencanakan Pembangunan Pangkalan Mata-mata di Kuba

Jakarta | detikNews – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), yang juga dikenal sebagai Pentagon, menolak memberikan tanggapan mengenai laporan terbaru tentang China yang dikabarkan merencanakan pembangunan pangkalan mata-mata di Kuba sebagai bagian dari strategi penyadapan elektronik mereka. Wilayah yang dimaksud mencakup markas Komando Pusat dan Selatan AS, yang terletak di Florida.

Dilansir oleh AFP pada Kamis (8/6/2023), The Wall Street Journal melaporkan bahwa China dan Kuba telah menandatangani perjanjian rahasia yang memungkinkan China untuk membangun fasilitas penyadapan elektronik di pulau Karibia tersebut. Fasilitas ini akan memiliki kemampuan untuk memantau komunikasi di seluruh bagian tenggara Amerika Serikat.

Wall Street Journal juga mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, yang menyebutkan bahwa China diharapkan membayar Kuba beberapa miliar dolar sebagai imbalan atas pembangunan fasilitas tersebut.

Baca juga:  Kerahkan Nuklir Taktis ke Belarusia, Rusia Alami Buntut Panjang: Mengguncang Ukraina, Dikecam NATO, dan Mengancam Komitmen Internasional

Meskipun Pentagon menolak untuk mengkonfirmasi atau membantah laporan ini, hal ini datang pada saat ketegangan yang sedang terjadi antara Amerika Serikat dan China, terutama terkait dukungan AS terhadap Taiwan. China berpegang teguh pada keyakinannya untuk menyatukan Taiwan dengan daratan China.

Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS, yang meminta anonimitas, mengatakan, “Kami tidak akan mengomentari laporan spesifik tersebut.” Dia juga menambahkan, “Secara lebih umum, kami sangat sadar akan upaya Republik Rakyat Tiongkok untuk berinvestasi dalam infrastruktur di seluruh dunia yang mungkin memiliki tujuan militer, termasuk di Belahan Bumi Barat. Kami akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat dan tetap yakin bahwa kami dapat memenuhi semua komitmen keamanan kami, baik di dalam negeri maupun di seluruh wilayah.”

Baca juga:  Gempa Magnitudo 6,5 di Jepang Menewaskan Satu Orang dan Melukai 21 Warga Lainnya

Pemimpin China, Xi Jinping, telah mendorong perluasan kehadiran keamanan China secara global dengan cepat. Hal ini bertujuan untuk menyamai kehadiran militer Amerika Serikat yang luas di semua benua.

Pembangunan pangkalan mata-mata di Kuba, yang hanya berjarak 90 mil (150 kilometer) dari pantai selatan Florida, akan menjadi tantangan langsung terhadap keamanan Amerika Serikat di benua tersebut.

Pada masa sebelumnya, Uni Soviet memiliki fasilitas mata-mata elektronik di Kuba untuk memantau Amerika Serikat. Namun, pada tahun 1962, ketika Moskow mencoba membangun pangkalan rudal nuklir di Kuba, Amerika Serikat mengumumkan karantina pulau tersebut, yang hampir memicu perang antara dua negara adidaya. Akhirnya, Moskow mundur dari rencananya, dan Washington sepakat untuk menghapus misil nuklir yang ditempatkan di Turki yang dianggap sebagai ancaman oleh Soviet.

Baca juga:  Momen Tak Terlupakan: Jokowi dan Pimpinan Negara ASEAN Menikmati Keindahan Sunset di Labuan Bajo Melalui Joy Sailing

Keputusan China untuk menjalin kerjasama dengan Kuba ini muncul setelah mereka mengirim balon

pengintai yang melintasi wilayah Amerika Serikat pada awal tahun ini. Balon tersebut melayang dari Barat ke Timur, melewati instalasi militer yang sensitif, sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh pesawat tempur Amerika Serikat di lepas pantai Timur.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan keamanan dan teknologi antara Amerika Serikat dan China semakin meningkat. Kehadiran China yang semakin kuat di bidang militer dan teknologi telah memicu kekhawatiran di kalangan pihak-pihak yang berkepentingan.(Rz)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait