website statistics
28.4 C
Indonesia
Mon, 6 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

28.4 C
Indonesia
Monday, 6 May 2024 | 12:37:29 WIB

Bentrok Mematikan Antara Polisi dan Warga Angola dalam Demo Kenaikan Harga BBM, Menewaskan 5 Orang

Luanda | detikNews – Demo kenaikan harga bahan bakar di Angola telah mengakibatkan korban jiwa. Polisi menembaki sekelompok pengemudi taksi dan pengunjuk rasa yang memprotes tingginya harga bensin karena pengurangan subsidi oleh pemerintah.

Juru bicara polisi setempat, Martinho Cavito, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kejadian tersebut. “Kami sangat menyesal bahwa ada 5 orang yang meninggal dan 8 orang lainnya terluka sebagai akibat dari kekerasan dan konfrontasi dengan pasukan polisi,” kata Cavito, seperti yang dilansir oleh AFP pada Rabu (7/6/2023).

Baca juga:  Kepemimpinan Erdogan Dipuji Putin, Rusia Siap Berikan Bantuan kepada Turki Menjelang Pemilihan Presiden

Bentrokan berdarah antara polisi dan pengunjuk rasa terjadi pada hari Senin (5/6). Namun, sehari setelahnya, polisi mengumumkan bahwa situasi keamanan di Angola telah pulih.

“Saat ini, Kota Huambo berada dalam keadaan tenang. Keamanan masyarakat stabil,” ujar Cavito.

Protes tersebut terjadi setelah pemerintah mengumumkan pengurangan subsidi untuk bensin, yang menyebabkan harga bahan bakar naik tajam di negara Afrika Selatan yang kaya akan minyak.

Baca juga:  Wakil Ketua KPK Bantah Tudingan Penyembunyian Aset, Terkait Postingan Viral di Medsos

Keputusan ini juga memicu protes yang dipimpin oleh partai oposisi terbesar di negara itu, yaitu Persatuan Nasional untuk Kemerdekaan Angola Total (UNITA), di ibu kota Luanda pada minggu sebelumnya.

Bentrokan yang terutama melibatkan pengemudi taksi dan pengendara sepeda motor melawan pasukan keamanan terjadi di Huambo, yang berjarak sekitar 620 kilometer (385 mil) tenggara Luanda, pada hari Senin pagi. Sebanyak 34 orang telah ditangkap sebagai akibatnya.

Baca juga:  Elon Musk Mempersiapkan Peluncuran Koin X: Revolusi Monetisasi di Twitter

“Protes ini juga mengakibatkan kelangkaan layanan taksi di Huambo,” tambah Cavito saat berbicara kepada AFP.

Angola adalah salah satu negara pengekspor minyak terbesar di Afrika Sub-Sahara, bersama dengan Nigeria. Negara ini sangat bergantung pada minyak dan mengalami tekanan ekonomi sejak harga minyak menurun sejak tahun 2014. Pemerintah Angola telah berupaya untuk melakukan diversifikasi ekonomi guna mengurangi ketergantungannya pada sektor minyak.(Rz)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait