website statistics
23.4 C
Indonesia
Fri, 3 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

23.4 C
Indonesia
Friday, 3 May 2024 | 14:13:16 WIB

Divergensi Kualitas Data PMI Australia dan Jepang Berpotensi Memberi Tekanan pada Pelemahan AUDJPY

Jakarta | detikNews – Lembaga Markits Economics baru-baru ini merilis data yang menyoroti kondisi ekonomi Australia dan Jepang, khususnya dalam sektor manufaktur dan jasa. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan tren melemahnya kondisi perekonomian Australia, sementara Jepang mengalami sedikit kenaikan dalam beberapa aspek ekonominya.

Data yang dirilis oleh Lembaga Markits Economics mengenai Indeks Manajer Pembelian (PMI) menunjukkan gambaran yang menarik. Di Australia, sektor manufaktur menunjukkan angka 49,4 dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 49,6. Sedangkan sektor jasa, angka PMI berada pada 46,7 dari sebelumnya 47,9. Kedua angka di bawah 50, yang menandakan kontraksi dalam sektor tersebut. Dalam konteks ini, bisa diartikan bahwa kondisi perekonomian Australia sedang menghadapi tekanan.

Baca juga:  Menuju Kemajuan UMKM Sukabumi dengan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis Ekonomi Digital

Penurunan permintaan dari Cina terhadap bahan baku menjadi salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kondisi ini. Pada periode sebelumnya, masalah dalam sektor properti yang melibatkan perusahaan Evergrande juga berdampak negatif pada permintaan dari Cina. Keterkaitan ini menunjukkan bagaimana masalah pada tingkat global dapat memberikan efek domino pada perekonomian Australia.

Di sisi lain, Jepang mengalami kenaikan sedikit dalam sektor manufaktur dengan angka PMI yang naik dari 49,6 menjadi 49,7. Begitu pula dengan sektor jasa yang mengalami kenaikan dari 53,8 menjadi 54,3 pada bulan Agustus 2023. Namun, perbincangan mengenai potensi perubahan kebijakan moneter Jepang masih menjadi perhatian bagi pelaku pasar. Sentimen ini dapat mempengaruhi dinamika pasar keuangan di Jepang.

Baca juga:  Menko Perekonomian Sebut Pesantren sebagai Motor Penggerak Ekonomi, Potensi Ekonomi dan Upaya Meningkatkan Keterampilan Santri

Dalam konteks pasar valuta asing, pergerakan pasangan mata uang AUDJPY menarik untuk diamati. Mengingat kondisi ekonomi Australia yang sedang melemah, pasangan mata uang ini memiliki potensi untuk melemah lebih lanjut. Support terdekat dapat ditemukan di sekitar angka 93.410. Sementara itu, resisten-resisten berada di kisaran 93.940, 94.120, dan 94.320. Bagi para pelaku pasar yang berminat untuk bertransaksi dalam pasangan mata uang ini, disarankan untuk senantiasa menggunakan equity dan volume transaksi secara bijak. Hal ini penting untuk mengantisipasi fluktuasi pergerakan harga yang cenderung tinggi dalam pasar valuta asing.

Pentingnya edukasi, strategi, dan komunitas dalam mengelola portofolio investasi tidak boleh diabaikan. Keberhasilan dalam mengelola portofolio sangat tergantung pada pemahaman mendalam tentang pasar dan penggunaan strategi yang tepat. Untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas, Anda dapat mencari materi-materi edukasi seputar investasi dan strategi di kanal YouTube Imperium Strategy TV.

Baca juga:  Perusahaan Simpan Pinjam Kripto Delio Korea Selatan Melakukan Penangguhan Penarikan Aset untuk Melindungi Pelanggan

Dalam kesimpulan, data ekonomi yang dirilis oleh Lembaga Markits Economics memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi Australia dan Jepang. Sementara Australia menghadapi melemahnya sektor manufaktur dan jasa, Jepang mengalami sedikit kenaikan dalam sektor-sektor tersebut. Implikasinya terhadap pasar valuta asing, terutama pasangan mata uang AUDJPY, patut diperhatikan oleh para pelaku pasar. Tetaplah bijak dalam mengambil keputusan investasi dan selalu perbarui pengetahuan Anda melalui berbagai sumber yang terpercaya. (In)
@joe_marasalmo

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait