website statistics
22.4 C
Indonesia
Sun, 19 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

22.4 C
Indonesia
Sunday, 19 May 2024 | 5:38:56 WIB

Garam dan Hipertensi: Mengapa Asupan Garam Berlebihan Berkontribusi pada Tekanan Darah Tinggi

Depok | detikNews – Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam arteri. Ini adalah salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan serius lainnya. Salah satu faktor yang dapat berkontribusi pada hipertensi adalah asupan garam yang berlebihan dalam diet sehari-hari.

Garam, atau natrium klorida, adalah bahan tambahan makanan umum yang digunakan untuk meningkatkan rasa dan mengawetkan makanan. Meskipun garam penting untuk fungsi tubuh yang normal, asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi.

Berikut adalah beberapa cara garam dapat berkontribusi terhadap perkembangan hipertensi:

  1. Menyebabkan retensi air: Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh. Ketika kadar natrium dalam darah meningkat, tubuh cenderung mempertahankan lebih banyak air untuk menjaga keseimbangan elektrolit. Peningkatan volume darah dapat menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi.
  2. Meningkatkan volume darah: Garam dapat mempengaruhi jumlah darah yang diproduksi oleh tubuh. Ketika kadar garam tinggi, ginjal tidak dapat mengeluarkan natrium dengan efisien, yang menyebabkan peningkatan volume darah. Volume darah yang berlebihan memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan tekanan darah.
  3. Mempengaruhi elastisitas pembuluh darah: Asupan garam yang berlebihan juga dapat mempengaruhi elastisitas pembuluh darah. Tingkat natrium yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kaku dan sulit untuk melentur. Hal ini menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah terhadap aliran darah dan meningkatkan tekanan darah.
  4. Merangsang sistem saraf simpatik: Garam yang berlebihan dapat merangsang sistem saraf simpatik, yang bertanggung jawab untuk mengatur tekanan darah. Rangsangan ini dapat menyebabkan vasokonstriksi, yaitu penyempitan pembuluh darah, dan peningkatan detak jantung. Akibatnya, tekanan darah meningkat.
Baca juga:  Kentang Goreng yang Renyah Gurih: Membahas Potensi Ketidak halalan yang Perlu Diperhatikan

Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap garam. Beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap efek negatif garam terhadap tekanan darah mereka daripada yang lain. Namun, secara umum, mengurangi asupan garam dalam diet dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan mengurangi risiko hipertensi.

Rekomendasi gizi umumnya menyarankan batas asupan garam harian sekitar 2.300 miligram (sekitar satu sendok teh). Namun, bagi individu dengan tekanan darah tinggi atau risiko hipertensi, disarankan untuk membatasi asupan garam mereka hingga 1.500 miligram atau bahkan lebih rendah.

Baca juga:  Perhatikan Asupan Makanan Anda: Dampaknya Terhadap Kelelahan dan Kelesuan

Untuk mengurangi asupan garam, penting untuk membaca label makanan dengan cermat, menghindari makanan olahan dan makanan siap saji yang umumnya tinggi garam, dan menggunakan rempah-rempah dan bumbu lainnya sebagai pengganti garam dalam memasak.

Dalam kesimpulannya, asupan garam yang berlebihan dapat berkontribusi pada perkembangan hipertensi melalui retensi air, peningkatan volume darah, pengaruh terhadap elastisitas pembuluh darah, dan rangsangan sistem saraf simpatik. Mengurangi asupan garam adalah langkah yang penting untuk menjaga tekanan darah dalam rentang yang sehat dan mengurangi risiko masalah kesehatan terkait hipertensi. (In)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait