website statistics
22.4 C
Indonesia
Thu, 2 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

22.4 C
Indonesia
Thursday, 2 May 2024 | 7:38:44 WIB

Mengungkap Kembang Waru: Roti Khas Kotagede yang Tersembunyi dengan Filosofi 8 Laku Pemimpin

Depok | detikNews – Kembang Waru merupakan sebuah roti khas yang berasal dari Kotagede, Jogja, dan telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Roti ini tidak hanya sekadar makanan lezat, tetapi juga menyimpan filosofi dan ajaran tentang kepemimpinan yang menginspirasi.

Bentuk Kembang Waru menyerupai keindahan bunga pohon waru. Roti ini merupakan salah satu jajanan tradisional yang khas dari Kotagede, Jogja. Terbuat dari campuran tepung terigu, telur ayam, gula, susu, vanili, dan mentega, roti ini memiliki warna cokelat yang menggugah selera dan rasa manis yang memikat.

Proses pembuatan Kembang Waru dimulai dengan mencampurkan semua bahan menjadi adonan yang kemudian dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk bunga waru yang telah diolesi mentega. Adonan tersebut kemudian dipanggang menggunakan oven kuno yang menggunakan arang sebagai bahan bakarnya.

Baca juga:  Tofu Mastery: Panduan Praktis Membuat Tofu Lezat ala Rumahan Hanya dengan 3 Bahan Ajaib

Sejarah Kembang Waru yang panjang telah mengakar dalam warisan Kerajaan Mataram Islam. Meskipun tidak diketahui dengan pasti siapa penemu roti khas Kotagede ini, namun pada masa Kerajaan Mataram Islam, Kembang Waru selalu menjadi hidangan favorit yang tidak dapat dilewatkan dalam setiap hajatan atau acara adat.

Kembang Waru dulu dibuat oleh para sahabat keraton karena daerah Kotagede memiliki banyak pohon waru. Selain itu, bentuk bunga waru lebih mudah ditiru dibandingkan dengan bunga mawar atau bunga kenanga.

Baca juga:  Inovatif! Mahasiswa KKN UNDIP Membuat Olahan Pangan Salad Wrap yang Memanfaatkan Selada Hidroponik UMKM Seikat di Pedurungan Tengah

Pada awalnya, Kembang Waru hanya diperuntukkan bagi para bangsawan dan keluarga kerajaan dalam acara-acara istimewa di keraton. Namun, seiring berjalannya waktu, kue ini menjadi makanan yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Tidak hanya sekadar memiliki bentuk yang indah, Kembang Waru juga memiliki makna filosofis yang menarik untuk dipelajari. Delapan sisi Kembang Waru melambangkan delapan laku seorang pemimpin yang merupakan personifikasi dari delapan elemen unsur alam, yaitu tanah, air, angin, api, matahari, bulan, bintang, dan langit.

Apabila seorang pemimpin mampu menerapkan kedelapan laku tersebut, ia akan menjadi sosok pemimpin yang berwibawa dan mampu mengayomi seluruh rakyatnya. Selain itu, ketika seseorang menyantap Kembang Waru, ada harapan bahwa ia akan selalu mengingat nasihat dan ajaran leluhur, sehingga dapat menjalani kehidupan dengan penuh penghargaan.

Baca juga:  Resep Omelet Udang yang Lezat dan Mudah Dibuat

Kembang Waru bukan hanya sekadar roti khas yang enak, tetapi juga memiliki nilai-nilai yang menginspirasi tentang kepemimpinan dan kehidupan yang bermakna. Sebagai salah satu warisan budaya dari Kotagede, Jogja, Kembang Waru menjadi simbol yang memperkaya dan memperkukuh kekayaan kultural Indonesia. Mari kita nikmati kelezatan roti ini sambil menghargai filosofi dan sejarah yang terkandung di dalamnya. (In)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait