website statistics
22.4 C
Indonesia
Sun, 5 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

22.4 C
Indonesia
Sunday, 5 May 2024 | 6:48:49 WIB

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Prihatin dengan Rendahnya Investasi Negara-negara Islam di Indonesia

Jakarta | detikNews – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan kekecewaannya bahwa rata-rata investasi negara Islam di Indonesia selama lima tahun terakhir hanya 5,5% dari total investasi asing langsung. Berbicara sebagai keynote speaker pada Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) di Jeddah pada Jum’at (12/5/2023), Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya lebih banyak menerima investasi dari negara muslim lainnya. Ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang investasi yang sangat besar.

“Terdapat fakta yang kontra produktif bapak ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara muslim, tapi di sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam. Indonesia adalah negara dengan potensi yang sangat besar”, terang Bahlil melalui siaran pers, Jum’at (12/5/2023)

Baca juga:  Jhoni Antoni: Forum Persaudaraan Rakyat (FPR) Menolak Kenaikan Harga BBM

Bahlil menegaskan, kebijakan investasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo difokuskan pada hilirisasi dan berorientasi pada green energy dan industri ramah lingkungan. Indonesia menghentikan ekspor beberapa komoditas bahan mentah seperti nikel, dan tahun ini akan melakukan hal yang sama untuk timah dan bauksit. Penghentian ekspor bahan baku merupakan wujud komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan hilirisasi industri.

Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di antara negara-negara G20, dengan tingkat pertumbuhan 5,31% dan tingkat inflasi yang masih di bawah 6%. Laju pertumbuhan ekonomi ini masih dapat ditingkatkan melalui hilirisasi yang konsisten di Indonesia.

Baca juga:  Estimasi KPPU, Tagihan Rafaksi Minyak Goreng Pemerintah Tembus Rp 1,1 Triliun

“Ke depan kita akan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia, 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Maka dari itu, saya menawarkan kepada bapak ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian dan sampai dengan 2040 menuju Indonesia emas, masterplan desain pengelolaan investasi yang mengarah kepada hilirisasi pada 8 sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya mencapai 545,3 miliar dollar AS”, sambung Bahlil.

Ke depan, Indonesia berencana membangun ekosistem baterai mobil listrik karena 25% cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Oleh karena itu, Bahlil menawarkan kesempatan investasi dari seluruh peserta untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada tujuan Indonesia menjadi ‘Indonesia Emas’ atau Indonesia Emas pada tahun 2040. Masterplan ini bertujuan untuk mengelola desain investasi untuk menghilirkan delapan sektor komoditas unggulan yang memiliki potensi nilai USD 545,3 miliar.

Baca juga:  Anjloknya Kekayaan Miliarder Kripto Zhao Changpeng dan Brian Armstrong Setelah Di Gugat oleh SEC

Sejak 2018 hingga kuartal I 2023, realisasi investasi Arab Saudi di Indonesia mencapai USD 26,5 juta, belum termasuk investasi di sektor keuangan dan hulu migas. Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan total USD 10,3 juta, diikuti Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur selama lima tahun terakhir. Produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi adalah mobil, minyak sawit, ikan olahan/diawetkan, saos, dan kayu lapis, sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi adalah minyak bumi, minyak mentah, gas bumi, sikloalkana, dan polimer polietilen.(Arf)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait