website statistics
30.4 C
Indonesia
Fri, 26 April 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

30.4 C
Indonesia
Friday, 26 April 2024 | 11:51:32 WIB

Merdeka Belajar Iya, Learning Loss Jangan

Reporter: Eko B Art

Pemalang | Gerbang Indonesia – Merdeka Belajar Iya, Learning Loss Jangan. Melihat penerapan Merdeka belajar di kabupaten Pemalang.

Kami dari media Gerbang Indonesia melakukan sesi wawancara Marathon dengan dua pribadi hebat didunia Pendidikan kabupaten Pemalang, yang Pertama kami temui adalah Bapak Suwarno SPd MPd selaku Kepala Sekolah SDN Samong, ketua KPKG dan Kepala PGRI cabang Ulujami, Beliau menerangkan Bahwa “Untuk Merdeka belajar itu berarti berawal dari tahun 2020 konsepnya dimasa Pandemi.

Bapak Suwarno SPd MPd selaku Kepala Sekolah SDN Samong, Ketua KPKG dan Kepala PGRI cabang Ulujami
Bapak Suwarno SPd MPd selaku Kepala Sekolah SDN Samong, Ketua KPKG dan Kepala PGRI cabang Ulujami

Bahwa pada awal awal kondisi Pandemi di Pemalang, dunia pendidikan dihimbau dari Kemendikbud RI bahwa penerapan belajar bagi siswa bisa memilih salah satu dari Tiga kurikulum dari Kemendikbud RI yaitu -Pertama ada kurikulum Nasional tahun 2013 yang mana dihapus, satuan Pendidikan itu disuruh memilih yang Esensial.

-Kedua, di satuan pendidikan disuruh memilih juga ini yang berdasarkan KD KD yang ada dalam Balitbang.

-Option yang ketiga satuan pendidikan disuruh membuat kurikulum sendiri dari Kementerian. Minggu 30 Januari 2022.

Dari ketiga option itu tergantung pada satuan pendidikan mau pilih yang mana?.

Dan untuk implementasi di Pemalang itu ya kalau yang SMP kemarin pada saat rapat bersamaan dengan TPK SMP itu Kami memang diterapkan sesuai surat yang ada di surat edaran dari Kementrian betul-betul memilih dari option yang ketiga.

Tapi kalau SD khususnya di Ulujami, satuan pendidikan di SD memilih Option untuk menentukan sendiri, membuat sendiri, sehingga di kecamatan kami khususnya Ulujami itu kami ajak rembug antara Pembina dan KWK untuk menentukan salah satu pilihan tentang kurikulum tahun 2020, akhirnya di Kecamatan Ulujami memilih memakai Yang Balitbang, kenapa memakai yang Balitbang itu karena ketika menulis E Raport sudah Dipilihkan tidak usah nulis sendiri, dan sudah sesuai dalam E raportnya, dan kami juga nggak repot repot tinggal klik sudah ada nilai di E rapotnya.

Baca juga:  Disiplin, Tepat Waktu, dan Tegas Menjadi Pemandangan di Lingkungan Kampus STAIN Majene Saat Ini

Pada saat mengisi E raport seperti itu, dengan begitu tapi ada konsekuensi bagi kami untuk memilih yang dari Balitbang di kecamatan kami, dan akhirnya kami harus membuatkan Silabus untuk pelengkap itu, untuk pedoman guru guru saat mengajar baik untuk pembelajaran ataupun penilaian, dan itu dulu waktu modelnya masih BDR. Kompetensi untuk tahun 2021 karena ada PTM terbatas sehingga kami diberi kebebasan untuk kami lanjutkan Silabusnya.

Dan Saya rubah buat model tematik karena ada Pembelajaran tatap muka terbatas.

Kekhawatiran tentang Learning Loss itu seperti warning Merdeka belajar, pembelajaran PTM itu belum tentu bisa secara maksimal, walaupun Silabus Kurikulum kami Buat sedemikian rupa, untuk pelaksanaan implementasi di lapangan tidak bisa dilakukan secara maksimal karena terkendala di berbagai macam dan itu banyak sekali kendalanya, di sekolah Guru harus secara efektif harus lebih konsentrasi ke semua siswa, karena kan tidak ada paksaan kepada siswa di dalam pembelajaran boleh memilih ada yang PTM ada BDR, tidak seperti sekarang ini.

Sehingga dengan kondisi seperti itu kita harus lebih bekerja keras untuk bisa melayani semua siswa atau peserta didik yang ada di kelasnya masing-masing baik yang melalui tatap muka ataupun yang melalui daring.

Kalau kondisi sekarang sudah mengarah semuanya ke PTM.

Diharapkan Pemerintah supaya tidak ada yang BDR, jadi prinsip penerapan langkah ini di awal-awal PTM harus segara dimulai, apalagi Vaksin untuk usia 6 s/d 11 tahun sudah mulai dilaksanakan. Pungkas Pak Suwarso.

Selanjutnya kami dari Media Gerbang Indonesia meminta sesi wawancara dengan Pak Slamet SPd MPd selaku Kepala Sekolah SD N 02 Klegen sekaligus Sekretaris PGRI Kabupaten Pemalang.

Pak Slamet SPd MPd selaku Kepala Sekolah SD N 02 Klegen sekaligus Sekretaris PGRI Kabupaten Pemalang
Pak Slamet SPd MPd selaku Kepala Sekolah SD N 02 Klegen sekaligus Sekretaris PGRI Kabupaten Pemalang

Beliau menerangkan bahwa” mari kita menegaskan kembali bahwa memang tuntutan Guru pada saat ini, terutama masa Pandemi memang sangat luar biasa, sangat berat, kemudian dengan munculnya dengan konsep Merdeka Belajar yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan itu bisa memberikan sebuah Khabar gembira bagi guru yang inovasi dan juga menjadi sebuah tantangan bagi guru yang tidak banyak inovasi, karena pada prinsip Merdeka belajar ini ada konsep pokoknya.

Baca juga:  Sinergitas UPER dan UI, Ciptakan Program 'Flash Track' Sebagai Solusi Kuliah Kilat Masa Depan

-Yang pertama itu program sudah dijalankan, dengan adanya ujian Nasional yang diganti dengan asesmen, kemudian ujian sekolah berbasis internasional diserahkan penuh penyusunannya oleh sekolah.

-Kemudian penyederhanaan administrasi bagi Guru agar waktunya lebih banyak digunakan untuk peningkatan kompetensi dibanding waktu untuk mengerjakan administrasi.

Tentunya bagi Guru-guru yang tidak terbiasa berinovasi cenderung menjadi pemalas, artinya tantangan itu menjadi persoalan baru bagi Guru yang kurang inovasi, sehingga Merdeka belajar ini dari sisi positif itu baik, karena memberikan kebebasan pada guru dan siswa untuk belajar yang difokuskan saat ini.

Merdeka belajar ini diarahkan pada pembelajaran di luar kelas, tidak di dalam kelas, hal itu kemudian menjadikan dampak akhir-akhir ini.

Dan bila Pendidikan kita tidak segera ditangani terkait adanya PTM yang hanya 50%, akan tetap masih ada kendala yang sangat luar biasa bagi anak didik dan Guru kedepannya.

Bagi anak didik, jelas pembelajaran PTM yang kurang dari 100% jelas dari sisi negatifnya ini sulit membentuk sebuah kedisiplinan, sebab kedisiplinan itu tidak bisa dalam waktu yang singkat, memang pada saat anak sudah dibiasakan bangun pagi kemudian berangkat, sehingga anak sudah terbiasa dengan bangun pagi berangkat.

Namun selama BDR ini berlangsung, Kami mengamati dan yang kami lihat dari lingkungan sekitar, banyak keluhan keluhan dari Orang tua bahwa anaknya sulit bangun pagi, ini yang kelihatan sederhana ternyata malah menjadi persoalan, sehingga banyak anak anak akhirnya menjadi malas untuk berangkat sekolah meskipun sudah mulai PTM.

Ini harus segera kita tangani, ini kekhawatiran yang nanti akan menjadi Learning Loss, dengan demikian Artinya bahwa pembelajaran tidak terkontrol, dan sekali lagi ini harus segera kita tangani.

Baca juga:  Pembelajaran Berdeferensiasi Dalam Pandangan Progresivisme

Maka yang jelas PTM 100% harus segera kita laksanakan, para stakeholder Pemegang Kebijakan ini, harus segera merancang untuk pembelajaran tatap muka 100%, yang diawali dengan vaksinasi capaian minimal untuk setiap sekolah itu bisa mendekati pencapaian 90%. artinya yang 10% itu kita sediakan bagi anak-anak yang mungkin punya masalah kesehatan, atau karena Pobia ketakutan yang berlebihan.

Namun demikian Vaksin ini harus segera kita laksanakan dan capaian targetnya harus kita realisasikan, karena pembelajaran tatap muka ini tidak ada tawar-menawar lagi harus segera dilaksanakan.

Bila BDR tetap berlangsung maka pembelajaran yang tidak terkontrol dan pembiasan-pembiasan rutinitas pagi hari untuk anak anak yang tadinya sudah baik akan menjadi kendala dalam membentuk disiplin pada anak anak, menjadi terlalu bebasnya anak-anak di usia usia pendidikan dasar terutama SD dan SMP ini cukup mengkhawatirkan, sebab tidak adanya pembiasaan- pembiasaan rutinitas aktifitas belajar di pagi hari, ini bisa lebih kearah pada Learning Loss.

Jadi PTM 100% yang sudah lama kita harapkan adalah cara paling efektif agar membangun pembiasaan-pembiasaan rutinitas disiplin siswa untuk mengantisipasi Learning Loss.

Pembelajaran pembiasaan diri harus kita utamakan di sekolah-sekolah, itu prinsip pentingnya.

Pesan Saya kepada Wali murid, yang jelas bahwa vaksin ini aman halal dan menyehatkan, Oleh karena itu kami mengharapkan semua wali murid baik SD-SMP harus segera dilaksanakan vaksin, karena itu menjadi Alat utama untuk kita lebih leluasa dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka 100%, sehingga ke khawatiran Learning Loss pembelajaran yang tidak terkontrol bisa kita Antisipasi, kemudian pembiasan yang karakter yang tidak baik, kemudian kebebasan anak-anak dalam kehidupan masa yang akan datang, akan terhindari dan Menjadi Generasi yang Disiplin, Unggul dan Berprestasi. Demikian pungkas Pak Slamet dalam sesi wawancara dengan Media Gerbang Indonesia.(Eko B Art).

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait