website statistics
23.4 C
Indonesia
Tue, 7 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

23.4 C
Indonesia
Tuesday, 7 May 2024 | 6:19:02 WIB

Pemerintah Tutup Mata Atas Kerusakan Bangunan Parah di SDN Sindangraksa Kota Serang

Jakarta | detikNews – SDN Sindangraksa, sebuah sekolah dasar yang terletak di Kecamatan Walantaka Kota Serang, Banten, kondisinya memprihatinkan. Terdapat tiga ruang kelas dengan dinding sekat yang dindingnya retak dan atapnya tanpa plafon.

Untuk kelas III, siswa yang seharusnya terbagi menjadi dua ruang kelas malah ditempatkan di salah satu ruang kelas yang rusak. Bukan hanya atap ruang kelas, tapi juga langit-langit teras gedung sekolah yang sudah bobrok.

Baca juga:  FMIPA UI Tingkatkan Nilai Ekonomis Singkong Menjadi 'Chips Mocaf' di Sukarame

Saat wartawan menyambangi SDN Sindangraksa, Selasa (2/5/2023), pihak sekolah menyatakan kondisi ini sudah terjadi sejak 2017. Renovasi terakhir SDN Sindangraksa dilakukan pada 2012.

“Ya menganggu dan kurang nyaman. Ini juga tadinya (plafon) bolong-bolong, sengaja dibuka semua khawatir ambruk atapnya, dibuang internitnya”, terang Rifqi kepada wartawan.

Rifqi, guru SDN Sindangraksa, mengatakan kondisi ini membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak nyaman. Ia menjelaskan, plafon yang rusak sengaja dibongkar oleh pihak sekolah karena dikhawatirkan akan roboh dan mencederai siswa yang sedang belajar.

Baca juga:  Kementerian PUPR Menargetkan Penyelesaian Proyek Pelebaran Jalan Merak pada Akhir Maret

“Karena kelas itu lebih parah dari dua lokal (yang rusak), maka itu terpaksa disatukan. Ngeganggu banget karena harusnya posisi dua kelas kan jadi satu, kan harus ekstra”, ucap Guru bernama Astari.

SDN Sindangraksa memiliki total 277 siswa. Untuk kelas III yang seharusnya dibagi menjadi dua kelas, pihak sekolah sengaja menggabungkannya karena khawatir atapnya akan runtuh.

Baca juga:  Camat Gunung Kaler Sumartono, S.STP, M.Si, Merespon Cepat Laporan Warga Mengalami Disabilitas

“Karena kelas itu kondisinya lebih parah dari dua ruang kelas lainnya, terpaksa kami gabungkan. Ini sangat meresahkan karena seharusnya dua ruang kelas terpisah dan membutuhkan tenaga ekstra”, ungkap seorang Guru bernama Astari.

Sejak 2020, tambah Astari, kondisi bangunan yang rusak semakin parah. Namun, ia melihat murid-muridnya tetap semangat bersekolah.(Arf)

 

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait