website statistics
27.4 C
Indonesia
Tue, 7 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

27.4 C
Indonesia
Tuesday, 7 May 2024 | 8:32:17 WIB

Ahli Keamanan Siber Sebut BSI Terkena Serangan Ransomware, dan Ini Cara Ampuh Menjaga Keamanan Perusahaan 

Jakarta | detikNews – Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom, menjelaskan cara memastikan keamanan terhadap serangan ransomware, sejenis malware yang menyerang perangkat dengan mengenkripsi file. Serangan terbaru dikabarkan ditujukan kepada PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI, yang mengakibatkan gangguan sistem yang membuat pelanggannya frustrasi.

“Satu-satunya cara yang bisa menjamin keamanan dari serangan ransomware adalah mitigasi yang benar dan persiapan yang baik andaikan di serang ransomware”, ucap Alfons, Jum’at, 12 Mei 2023.

Baca juga:  Tiga Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro UPER, Ciptakan Alat Pemasok dan Pemurni Air Internet of Things (IoT), Antisipasi Musim Kering

Menurut Alfons, bertahan dari serangan ransomware harus dilakukan seperti mempertahankan benteng dari serangan musuh yang bisa datang kapan saja. Administrator perusahaan harus secara otomatis menambal semua perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dengan disiplin.

Selain itu, perlu menggunakan perlindungan terbaik, seperti firewall, yang diamankan dengan kebijakan konservatif dan memisahkan DMZ (demilitarized zone), yaitu keamanan jaringan dari lalu lintas yang tidak dapat diandalkan, dari intranet. Penting juga untuk membatasi pengguna di intranet yang memiliki data penting untuk mengakses internet.

Baca juga:  Sekda Kota Bandung: Manfaat EGBS Harus Dirasakan Langsung oleh Masyarakat

“Guna mencegah kebocoran jaringan dari kelemahan user yang biasanya menjadi titik lemah utama dan sasaran utama eksploitasi peretas”, tandasnya.

Namun, Alfons menjelaskan bahwa meskipun segala upaya telah dilakukan, ransomware masih dapat menembus pertahanan. Hal ini terjadi pada beberapa perusahaan besar, seperti Cognizant, Accenture, Campbell Conroy & Oneil, atau Jetstar. Menurut Alfons, perusahaan-perusahaan ini bukannya tidak mampu membeli program untuk melindungi data mereka dari serangan ransomware.(Arf)

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait