Bandung | detikNews – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menegaskan komitmen mereka untuk memberikan prioritas dan perhatian khusus pada hak-hak anak baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota yang ramah dan layak bagi anak-anak. Sejumlah program inovatif telah diimplementasikan guna mewujudkan visi ini, Senin (24/07/2023)
Salah satu program unggulan yang telah dijalankan adalah Program Kisanak, yaitu program yang mempermudah pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) dengan kerjasama sekolah anak. Melalui KIA, anak-anak di Kota Bandung mendapatkan akses lebih mudah ke layanan kesehatan, pendidikan, perbankan, transportasi, dan layanan publik lainnya. Hingga Juni 2023, sudah diterbitkan sebanyak 294.570 KIA dari total 642.854 anak, mencapai 48 persen dari target nasional yang telah ditetapkan sebesar 50 persen.
Selain itu, melalui program Mepeling, Pemkot Bandung juga menyediakan kemudahan dalam mendapatkan Akta Kelahiran. Akta kelahiran berfungsi sebagai bukti pengakuan negara mengenai status individu dan penting sebagai referensi identitas dalam berbagai dokumen lainnya.
Upaya Pemkot Bandung untuk mendukung pendidikan anak-anak tidak berhenti di situ. Program Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) memberikan bantuan operasional, personal, dan keuangan bagi anak-anak usia SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Setiap tahun, Pemkot menganggarkan sekitar Rp100 miliar-Rp120 miliar untuk program ini, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan generasi yang berkualitas.
Dalam sektor kesehatan, 80 puskesmas di Kota Bandung telah ditetapkan sebagai Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas (PRAP). Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkot Bandung untuk memberikan perlindungan dan keselamatan bagi anak-anak saat mengakses layanan kesehatan.
Pemkot Bandung juga memprioritaskan fasilitas kreativitas bagi anak-anak. Melalui pusat kreativitas seperti Bandung Creative Hub (BCH), Padepokan Mayang Seni Sunda, Teras Sunda Cibiru, dan Pasir Kunci, anak-anak dapat mengembangkan beragam potensi kreatif. Program-program seperti pelatihan tari, kelas mendongeng, bahasa Inggris, pelatihan reporter cilik, pertunjukan seni, dan fashion show menjadi bagian dari upaya Pemkot Bandung dalam merangkul minat dan bakat anak-anak.
Tidak hanya itu, lebih dari 65 tempat kreativitas di Kota Bandung telah disediakan untuk anak-anak secara gratis. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menyediakan akses yang mudah bagi anak-anak agar mereka dapat mengembangkan bakat dan kreativitas mereka.
Dalam rangka mendukung kesehatan mental anak-anak dan keluarga, Pemkot Bandung juga menyediakan program konseling. Program ini bertujuan untuk membantu anak-anak dan keluarga mengatasi berbagai tantangan psikologis dan emosional yang mungkin mereka hadapi.
Selain itu, partisipasi anak dalam proses pengambilan keputusan juga diaktifkan melalui Forum Anak Kota Bandung, sebuah inisiatif untuk memberikan peran aktif bagi anak-anak dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka mengenai berbagai isu yang relevan dengan kehidupan mereka.
Keseluruhan program ini menegaskan komitmen dan keseriusan Pemkot Bandung dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan aman bagi pertumbuhan serta perkembangan generasi penerus. Harapan hidup anak-anak di Kota Bandung semakin menjanjikan, dan kota ini semakin menjelma sebagai tempat yang layak dan menyenangkan bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Semoga langkah-langkah inovatif Pemkot Bandung ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mewujudkan kota-kota ramah anak di seluruh Indonesia. (DN)
