website statistics
23.4 C
Indonesia
Fri, 3 May 2024
close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

23.4 C
Indonesia
Friday, 3 May 2024 | 21:08:41 WIB

Respons Pemerhati Pendidikan Kota Depok Soal Inisiatif Anis Baswedan

Depok | detikNews – Bakal calon presiden Anies Baswedan baru-baru ini mengungkapkan niatnya untuk mengaktifkan kembali kebiasaan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran di sekolah dimulai. Pernyataan ini diungkapkan dalam acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Kota Makasar beberapa hari yang lalu.

Menurut Anies, membaca adalah sebuah kebiasaan yang perlu ditanamkan dan diwujudkan dalam bentuk pembiasaan. “Insyaallah nanti kami akan mengaktifkan lagi 15 menit membaca sebelum pelajaran di sekolah dimulai,” ujarnya, di kutip pada Selasa (07/11/2023).

Reaksi positif terhadap inisiatif ini datang dari pemerhati pendidikan dan Pembina YPI RUHAMA kota Depok, H. Bambang Sutopo, atau yang akrab disapa HBS. Menurutnya, program ini sangat penting dalam mendorong Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk meningkatkan minat baca siswa.

Baca juga:  Turut Meriahkan HUT Kemerdekaan RI Ke-78, HBS Jadikan Momen Semangat Kebersamaan Warga Jatijajar

HBS merujuk pada data yang dikeluarkan oleh Studi IEA (International Association for the Evaluation of Education Achievement) di Asia Timur, yang menunjukkan bahwa tingkat membaca anak-anak di Indonesia berada pada angka terendah, yaitu 51.7, di bawah negara-negara seperti Filipina (skor 52.6), Thailand (skor 65.1), Singapura (skor 74.0), dan Hongkong (skor 75.5).

Selain itu, kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya mencapai 30 persen. Oleh karena itu, mengaktifkan kembali 15 menit membaca sebelum pelajaran di sekolah adalah langkah yang sangat positif dan harus didukung oleh semua pihak terkait.

Baca juga:  Koja Jakut Dilanda Kebakaran Perumahan, Diduga Akibat Aksi Pembakaran Sampah yang Memburuk

“Mengaktifkan kembali 15 menit membaca sebelum pelajaran di sekolah adalah langkah yang sangat positif,” ucap HBS kepada detikNews.co.id

HBS menjelaskan bahwa Manajemen GLS adalah pendekatan yang sangat penting dalam memastikan efektivitas upaya literasi di sekolah. Pendekatan ini mencakup perencanaan kurikulum yang tepat, pelatihan guru, pemilihan buku yang sesuai, dan penciptaan lingkungan belajar yang mendukung minat baca siswa.

“Ketika GLS diintegrasikan dengan baik dalam sistem pendidikan, minat baca siswa dapat meningkat secara signifikan,” tutur alumni S3 Ilmu Pendidikan dari Uninus (Universita Islam Nusantara) Bandung ini.

Baca juga:  Kejar-kejaran dengan Waktu: Polres Tapin Berhasil Tangkap 5 dari 6 Tahanan yang Kabur saat H+2 Lebaran Kalsel

Selain itu, HBS juga menyebutkan bahwa di sekolah Ruhama, telah dilaksanakan program “Cinta Membaca” dengan berbagai kegiatan, seperti kunjungan wajib ke perpustakaan, pembuatan pojok bacaan di setiap kelas, penyelenggaraan lomba literasi, dan pemenuhan buku-buku berkualitas dan menarik. Selanjutnya, untuk mempermudah akses dan meningkatkan minat membaca, Ruhama akan meluncurkan perpustakaan digital melalui e_libraryruhama.

HBS berharap Gerakan Literasi Sekolah  dapat menjadi gerakan terstruktur dan massif di masyarakat, serta terus berkolaborasi dan bersinergi dengan semua pihak. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan minat baca siswa di Indonesia dapat meningkat, mengurangi disparitas dengan negara-negara lain, dan mendorong pertumbuhan intelektual generasi muda. (Edh)

 

Baca detikNews.co.id di Google Newsspot_img
Facebook Comment

Berita Terpopuler

Berita terbaru
Berita Terkait