Banda Aceh | detikNews – Sejumlah 240 wisudawan dan wisudawati dari program studi kebidanan program sarjana serta program pendidikan profesi bidan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Aceh untuk tahun akademik 2022/2023, telah resmi mengambil sumpah dan menerima ijazah mereka. Upacara ini juga melibatkan pelantikan wakil ketua I dan II STIKes yang diadakan di ACC Dayan Dawood USK pada hari Selasa (29/08/2023).
Tidak hanya dihadiri oleh para wisudawan dan wisudawati, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Ketua LLDikti Wilayah XIII Aceh yang diwakili oleh M. Fuad S. Ag, Ketua PWM Aceh, BPH, serta berbagai undangan penting lainnya. Dalam kesempatan ini, Ketua STIKes Muhammadiyah Aceh, T. Murhadi, SKM., M.Pd, mengucapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada institusi mereka.
T. Murhadi, SKM., M.Pd, menyoroti betapa pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini dan bagaimana hal ini telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang kesehatan. Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa pemahaman dan penguasaan teknologi menjadi kunci penting bagi para lulusan dalam menghadapi tuntutan dunia profesional.
Dalam acara ini, terdapat tiga pesan utama dari pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pertama, alumni dianggap sebagai agen perubahan dengan komitmen moral yang akan memberikan kontribusi besar dalam kehidupan. Kedua, para lulusan STIKes Muhammadiyah diharapkan menggunakan ilmu yang mereka peroleh untuk mencerahkan kehidupan masyarakat dan bangsa. Ketiga, para lulusan diharapkan menjadi kekuatan dalam merubah sosial.
Komitmen untuk terus meningkatkan kualitas institusi juga diungkapkan oleh T. Murhadi, SKM., M.Pd. Dia menyatakan bahwa STIKes Muhammadiyah Aceh akan terus berinovasi untuk menjadi kampus yang membanggakan. Dia juga berharap bahwa suatu hari nanti STIKes ini akan berkembang menjadi Universitas Sains Muhammadiyah Aceh.
M. Fuad S. Ag, Ketua Tim Kerja Hukum dan Tata Laksana LLDikti Wilayah XIII Aceh, menjelaskan bahwa lulusan-lulusan ini adalah aset berharga bagi pembangunan di Aceh. Dia menekankan pentingnya pengelolaan yang baik dalam perguruan tinggi untuk memastikan para lulusan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
Pemerintah dan perguruan tinggi juga diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja yang terampil dan cerdas sesuai dengan tuntutan zaman. Selain itu, dia berbicara mengenai pentingnya standarisasi di perguruan tinggi dan perlunya peningkatan kualitas tenaga kependidikan.
Perwakilan dari Kemendikbudristek Republik Indonesia melalui LLDIKTI Wilayah XIII juga telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung peningkatan kualitas pengajar. Namun, kerjasama antara perguruan tinggi dan LLDIKTI diperlukan untuk melibatkan mahasiswa secara aktif dalam program-program ini.
Ada lima makna yang diingatkan kepada para wisudawan dan wisudawati setelah menyelesaikan pendidikannya. Pertama, mereka diharapkan menjadi teladan dalam mendidik generasi mendatang. Kedua, pengorbanan orang tua dalam mendukung pendidikan. Ketiga, pengalaman di perguruan tinggi yang telah membentuk mereka. Keempat, penghargaan bagi dosen-dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan. Kelima, pentingnya kesetaraan dalam pendidikan.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, SH, M. Hum, berharap agar para lulusan ini tidak berhenti di tingkat sarjana saja, melainkan terus melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dia juga membanggakan prestasi Muhammadiyah dan berharap para lulusan dapat menjadi bagian dari gerakan organisasi ini dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat.
A. Malik Musa juga menyoroti perkembangan pesat Muhammadiyah dalam berbagai bidang, dan berharap para lulusan dapat berkontribusi di tengah masyarakat dan bersaing secara global. Harapannya adalah agar para lulusan ini dapat menjadi ujung tombak dalam mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah.
Dalam upacara ini, juga dilakukan pelantikan wakil ketua STIKes Muhammadiyah Aceh dan kepala program studi. Semua langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di STIKes Muhammadiyah Aceh dan menjadikannya sebagai universitas yang unggul di masa depan. (RM)
