Jakarta | detikNews – Anies Baswedan, Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), baru-baru ini terlihat sedang membaca buku ‘Prinsip Menavigasi Krisis Utang Besar’, yang kemudian diunggah di media sosial. Rekan dekat Anies, Hendri Satrio atau Hensat, menjelaskan alasan Anies memilih bahan bacaan.
“Cakep bro, pemimpin baca buku, terus belajar”, ucap orang dekat Anies, Hendri Satrio atau Hensat, kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).
Buku yang sedang dibaca Anies, ‘Principles to Navigating Big Debt Crises’, memuat prinsip-prinsip mengatasi krisis utang secara efektif. Menurut Hensat, Anies adalah sosok yang tidak pernah berhenti belajar.
“Tidak berhenti belajar, tidak berhenti baca buku supaya pembangunan untuk rakyat tepat dan bermanfaat untuk rakyat dan Indonesia”, ujarnya.
Hensat dikenal sebagai salah satu orang terdekat Anies sejak mencalonkan diri di KPP. Hensat juga menjadi juru bicara Anies saat kontroversi masalah utang dan kredit pada Pilgub Jakarta 2017 antara Anies dan Sandiaga Uno.
Seperti diketahui pada Rabu (26/4), Anies mengunggah foto dirinya duduk dengan kaki terentang sambil membaca buku ‘Prinsip Menavigasi Krisis Utang Besar’ di tepi pantai. Namun, Anies tidak menyebutkan secara pasti lokasi pengambilan foto tersebut. Judul buku terlihat jelas di foto.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberi caption pada foto tersebut dengan mengajak masyarakat untuk membaca dan mempersiapkan diri untuk hari esok yang lebih baik.
“Matahari yang terang itu, kini mulai meredup terbenam. Teduh, semilir dan tenang untuk membaca dan bersiap. Sebelum esok menyambut hari yang baru dan lebih baik”, tulis Anies.
“Bagi yang telah mengakhiri masa liburan, selamat bersiap kembali bekerja dan berkarya esok hari”, sambungnya.
‘Big Debt Crises’ ditulis oleh investor terkenal Ray Dalio. Menurut Goodreads, buku tersebut memuat gagasan Ray tentang bagaimana kebijakan publik merespons krisis utang. Buku ini memberikan penjelasan tentang cara menangani krisis agar tidak terulang kembali.
Ray menggunakan Depresi Hebat tahun 1930-an dan krisis keuangan 2008 sebagai studi kasus. Dia menjelaskan sejarah krisis dan mengapa itu terjadi.
Ray juga membagikan pengalaman perusahaannya, Bridgewater Associates dalam mengatasi dan melewati krisis tersebut. Ray Dalio percaya bahwa krisis dapat terulang kembali, tetapi polanya dapat dilihat dan dibahas dalam bukunya.(Arf)
